Apauniversitas tertua di dunia? Perdebatan menjadi sangat panas ketika berbicara tentang Universitas al-Karaouine (Fez, Maroko), yang didirikan pada tahun 859. Bagi banyak orang, Universitas dari al-Karaouine adalah universitas tertua di dunia, dan ini termasuk UNESCO dan Guinness Book of Records.
JAWABANI. Evaluasi Pendidikan mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, tulislah Tes 1. Fungsi Untuk KelasØ Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa. Diagnosis yang sebenarnya terhadap kesulitan belajar dilakukan dengan metode uji standar yang membandingkan tingkatan kemampuan seorang anak terhadap anak lainnya yang dianggap normal. Hasil uji tidak hanya tergantung pada kemampuan aktual anak, tetapi juga reliabilitas pengujian itu serta kemampuan sang anak untuk memerhatikan dan memahami pertanyaannya. Masing-masing tipe LD Learning Disorder / Gangguan belajar didiagnosis dengan cara yang sedikit berbeda. Untuk mendiagnosis kesulitan berbicara dan berbahasa, ahli terapi wicara menguji cara pelafalan bunyi bahasa anak-anak, kosakata, dan pengetahuan tata bahasa serta membandingkannya dengan kemampuan anak sebaya mereka yang normal. Sehubungan dengan gangguan kemampuan atau perkembangan akademis yang mencakup membaca, menulis, dan matematika, maka pengujiannya dilakukan dengan metode uji standar. Kita perlu memperhatikan bahwa penanganan gangguan belajar itu sangatlah berbeda dengan upaya mengejar ketertinggalan pelajaran di Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian. Celah antara Bakat dan pencapaian yang dimiliki siswa akan terlihat melalui tes. Jika Hasil tes yang diperoleh tinggi, hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki bakat dibidang tersebut. Sehingga celah antara bakat dan pencapaian akan terlihat tipis atau Menaikkan tingkat prestasiDengan melakukan tes, akan meningkatkan prestasi siswa. Karena dengan adanya tes, setiap siswa akan dituntut untuk belajar lebih dalam supaya memperoleh hasil yang bagus. Disamping itu menjadi pendorong untuk berprestasi karena bersaing dengan siswa Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode kelompokTes bisa digunakan untuk mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa memiliki kemampuan lebih rendah dari siswa lain yang menyebabkan rendah diri. Dalam memberikan pembelajaranpun lebih mudah karena siswa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman kemampuan yang dilihat dari hasil tes. Ø Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara hasil tes yang diperoleh siswa memungkinkan untuk merencanakan kegiatan proses belajar mengajar secara perorangan. Topik atau materi yang belum dikuasai oleh siswa antara siswa yang satu dengan yang lain tidak sama, hal ini menjadikan pembelajaran secara perorangan lebih Menetukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khususBimbingan Khusus bisa dilakukan dengan melihat hasil tes yang diperoleh siswa. Siswa yang memiliki nilai dibawah KKM memerlukan bimbingan khusus agar bisa menyesuaiakn ketertinggalan dengan siswa lain di kelas. Siswa yang sudah memperoleh hasil bagus atau di atas KKM juga perlu mendapatkan bimbingan khusus dalam pembelajaran dalam bentuk pengayaan. Hal ini sangat penting agar siswa tidak hanya berhenti belajar pada pencapaian kompetensi tersebut, akan tetapi terus mengembangkan kemampuannya secara Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anakTingkat pencapaian belajar pada anak diperoleh melalui proses tes. Siswa yang memperoleh hasil tes baik artinya sudah menunjukkan pencapaian dalam belajar. Namun siswa yang memperoleh hasil belajar kurang baik menunjukkan pencapaian belajarnya belum tuntas dan perlu diperbaiki untuk kebaikan diwaktu Fungsi Untuk BimbinganØ Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak merekaArah pembicaraan antara orang tua dengan pendidika mengenai anak mereka mengacu pada hasil tes belajar yang diperoleh siswa. Ini merupakan fungsi tes sebagai bimbingan, baik yang memiliki hasil tes yang sudah bagus ataupun yang masih kurang bagus. Ø Membantu siswa dalam menentukan pilihanPilihan siswa yang dilakukan berdasarkan hasil tes yang diperoleh. Dalam melakukan pilihan siswa mampu mengukur kemampuan diri, bukan hanya mengedepankan keinginan saja tanpa diimbangi dengan kemampuan. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu memperoleh pembelajaran yang lebih baik. Dan tidak salah Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusanFungsi tes sebagai bimbingan juga dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan dan pemilihan jurusan yang sesuai dengan bidang yang diminat dan kemampuan yang dimiliki. Tujuan merupakan langkah awal ketika seseorang akan melakukan sesuatu. Ini menjadi sangat penting dalam proses pencapaiannya. Ø Memberi kesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang tua dalam memahami kesulitan anak3. Fungsi Untuk AdminitrasiØ Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa Siswa dikelompokkan berdasarkan hasil pencapaian tes yang diperoleh. Sebagai penempatan dalam pembagian kelas yang memberikan petunjuk sebagai Penempatan siswa baru Penempatan siswa baru juga berdasarkan hasil tes yang salah satu kebijakan yang diambil oleh sebuah organisasi dalam rangka mengelola sistem pengadministrasian lebih Membantu siswa memilih kelompokStategi siswa dalam memilih kelompok, bisa dengan menggunakan hasil tes. Adapun strategi yang diterapkan bisa dengan menggabungkan antara siswa yang memiliki kemampuan lebih dengan yang kurang agar menjadi tutor sebaya. Atau bisa dengan menggunakan hasil tes yang homgen/ Menilai kurikulum. Evaluasi dapat memberikan penilaian terhadap kurikulum dan memberikan informasi untuk mengembangkan program Memperluas hubungan masyarakatØ Menyediakan informasi untuk badan-badan lainII. Jelaskan makna dari evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen serta apa hubungannya satu dengan yang Makna EvaluasiMenurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran John M. Echols dan Hasan Shadily 1983. Stufflebeam, dkk 1971 mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Sementara evaluasi menurut Kumano 2001 merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi 1995 evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution 2001 menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Pendapat senada tentang evaluasi dungkapkan oleh Sridadi 2007 yaitu evaluasi adalah suatu proses yang dirancang secara sistematis dan terencana dalam rangka untuk membuat alternatif-alternatif keputusan atas dasar pengukuran dan penilaian yang telah dilakukan sebelumnya. Allen Philips 1979 1-2 evaluation is a complex term that often is misused by both teachers and students. It involves making decicions or judgements about students based on the extent to which instructional objectives are achieved by 7 them. Evaluasi adalah istilah yang kompleks yang sering disalahgunakan oleh para guru dan siswa. evaluasi melibatkan pembuatan keputusan atau penilaian tentang siswa berdasarkan sejauh mana tujuan instruksional yang dicapai oleh mereka Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Cronbach dalam Harris, 1985 menyatakan bahwa evaluasi merupakan pemeriksaan yang sistematis terhadap segala peristiwa yang terjadi sebagai akibat dilaksanakannya suatu program. Tayibnapis 2000 dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai. Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan Lehman, 1990. b. Makna Tes Tes adalah suatu pertanyaan atau tugas/seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait/atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar Ebel dan Frisbie 1996; Sax 1980; Lehmann 1973; Zainul 1995. Menurut Riduwan 2006 37 tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan/latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu/kelompok. Menurut 1979 1-2 “A test is commonly difined as a tool or instrument of measurement that is used to obtain data about a specific trait or characteristic of an individual or group”. Test biasanya diartikan sebagai alat atau instrumen dari pengukuran yang digunakan untuk memperoleh data tentang suatu karakteristik atau ciri yang spesifik dari individu atau kelompok. pengertian lain tentang tes test adalah suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian Jacobs & Chase, 1992. Jawaban yang diharapkan dalam tes menurut Sudjana dan Ibrahim 2001 dapat secara tertulis, lisan, atau perbuatan. Setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dengan demikian apabila suatu tugas atau pertanyaan menuntut harus dikerjakan oleh seseorang, tetapi tidak ada jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan salah maka tugas atau pertanyaan tersebut bukanlah tes. Berkaitan dengan dengan tes terdapat beberapa istilah harus dibedakan pengertiannya yaitu antara tes, testing, testee, tester. Testing berkaitan dengan waktu pelaksanaan tes saat pelaksanaan tes. Sementara itu Gabel 1993 menyatakan bahwa testing menunjukkan proses pelaksanaan tes. Testee adalah responden yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang akan dinilai atau diukur kemampuannya. Sedangkan Tester adalah seseorang yang diserahi tugas untuk melaksanakan tes kepada responden. Dewasa ini tes masih merupakan alat evaluasi yang umum digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran Subekti & Firman, 1989. Menurut Faisal 1982219, seringkali skor tes ini dipergunakan sebagai satu-satunya indikator dalam menilai penguasaan konsep, efektivitas metode belajar serta aspek lainnya terhadap siswa di dalam praktek pembelajaran. Padahal jika merujuk pada taksonomi Bloom saja terdapat paling tidak tiga aspek yang harus diukur dalam peleksanaan pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, ketiga aspek tersebut tidak mungkin dapat diukur hanya dengan tes yang pada umumnya hanya bersifat paper and pencil test. Tes dapat dipilah-pilah ke dalam berbagai kelompok. Berdasarkan bentuknya dikenal adanya tes uraian essay test dan tes objektif objective test. Tes Uraian berdasarkan tipenya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni tes uraian terbatas restricted essay test dan tes uraian bebas extended essay test. Tes objektif, berdasarkan tipenya dapat dikelompokkan menjadi 3, yakni tes benar salah true-false test, tes menjodohkan mathcing test, dan tes pilihan ganda multiple choice test. Beberapa tipe tes tersebut masih dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis tes berdasarkan ragam dan karakternya. Tes berdasarkan cara melakukannya juga dapat dipilih menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes Makna Pengukuran Menurut Philips 1979 1-2 “a measure is the score that has been assigned on the basis of a test”. Pengukuran adalah skor yang telah ditetapkan atas dasar suatu tes. Sejala denngan pendapat Philips tersebut, Kerlinger yang dikutip Sridadi 2007 juga mengatakan bahwapengukuransebagai pemberian angka-angka pada obyek atau kejadian-kejadian menurut suatu aturan tertentu. Sementara menurut Cangelosi 1995 yang dimaksud dengan pengukuran Measurement adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Berkaitan dengan pengukuran prestasi belajar siswa, guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan bagaimana mereka menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution 2001 pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu 1 penggunaan angka atau skala tertentu; 2 menurut suatu aturan atau formula tertentu. Measurement pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif sistem angka sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka Alwasilah et Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli Zainul & Nasution, 2001. Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara lebih ringkas, Arikunto dan Jabar 2004 menyatakan pengertian pengukuran measurement sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Pengukuran measurement dapat dilakukan dengan cara tes atau non-tes. Amalia 2003 mengungkapkan bahwa tes terdiri atas tes tertulis paper and pencil test dan tes lisan. Sementara itu alat ukur non-tes terdiri atas pengumpulan kerja siswa portofolio, hasil karya siswa produk, penugasan proyek, dan kinerja performance. d. Makna Asesmen Asesmen assessment diartikan oleh Stiggins 1994 sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa outcomes. Sementara itu asesmen menurut Kumano 2001 adalah “The process of Collecting data which shows the development of learning”, asesmen adalah proses pengumpulan data untuk melihat perkembangan belajar. Pendapat lain tentang asesmen dalam kelas dikemukakan oleh Angelo 1991 5 17 „Classroom Assessment is a simple method faculty can use to collect feedback, early and often, on how well their students are learning what they are being taught”. Penilaian kelas merupakan metode sederhana yang dapat digunakan fakultas untuk mengumpulkan umpan balik, sejak awal dan sering, untuk mengetahui seberapa baik siswa mereka belajar apa yang mereka diajarkan. Gabel 1993 388-390 mengkategorikan asesmen ke dalam kedua kelompok besar yaitu asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen yang tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong ke dalam asesmen alternatif non- tes adalah essay/uraian, penilaian praktek, penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar Cek, penilaian oleh teman sebaya/sejawat, penilaian diri self assessment, portofolio, observasi, diskusi dan interviu wawancara. Asesmen dalam pelaksanaannya dapat digunakan sebagai sarana untuk memonitor perkembangan belajar siswa, sebagainama yang ungkapkan oleh Wiggins 1984 bahwa asesmen merupakan sarana yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh karena itu, menurut Popham 1995 asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan. Asesmen pada hakikatnya menitikberatkan pada penilaian proses belajar siswa Resnick ,1985. Berkaitan dengan hal tersebut, Marzano et al. 1994 menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep siswa, asesmen tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. Dalam hal ini asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarnya. e. Hubungan Evaluasi , tes, pengukuran dan 2003 mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila dilihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins 1993 asesmen lebih berpihak kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman 2003 lebih berpihak kepada kepentingan evaluator. Yulaelawati 2004 mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi evaluation merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit lebih mikro bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh Kumano 2001 asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program Harlen 1982 mengungkapkan perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi. Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam seperti siswa, guru, materi, organisasi, dll. Pengukuran, Tes, dan evaluasi dalam pendidikan berperan dalam seleksi, penempatan, diagnosa, remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing. Baik tes maupun pengukuran keduanya terkait dan menjadi bagian istilah evaluasi. Meski begitu, terdapat perbedaan makna antara mengukur dan mengevaluasi. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu. Dengan demikian pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu evaluasi adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk Dengan demikian pengambilan keputusan tersebut lebih bersifat kualitatif Arikunto,2003; Zainul & Nasution, 2001. Setiap butir pertanyaan atau tugas dalam tes harus selalu direncanakan dan mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar Jacobs & Chase, 1992. Sementara itu tugas ataupun pertanyaan dalam kegiatan pengukuran measurement tidak selalu memiliki jawaban atau cara pengerjaan yang benar atau salah karena measurement dapat dilakukan melalui alat ukur non-tes. Maka tugas atau pertanyaan tersebut bukanlah tes. Selain dari itu, tes mengharuskan subyek untuk menjawab atau mengerjakan tugas, sementara itu pengukuran measurement tidak selalu menuntut jawaban atau pengerjaan tugas. Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Penilaian bersifat kualitatif. Yulaelawati 2004 menekankan kembali bahwa scope asesmen hanya mencakup kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar siswa. Jadi hubungannya lebih pada peserta didik. Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau substansi, proses pelaksanaan9 program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan peningkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, dan pembiayaan. Kumano 2001 mengungkapkan bahwa meskipun terdapat perbedaan makna/pengertian, asesmen dan evaluasi memiliki hubungan. Hubungan antara asesmen dan evaluasi tersebut digambarkan sebagai berikut. Evaluation “to evaluate the data which was collected through assessment” Assessmen “the process of collecting data which shows the development of learning” Aikenhead, Kumano 2001. Menurut Zainul & Nasution 2001 Hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi adalah sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena informasi tentang hasil belajar tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan lain-lain. Zainul dan Nasution 2001 menyatakan bahwa guru mengukur berbagai kemampuan siswa. Apabila guru melangkah lebih jauh dalam menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka kegiatan guru tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi Bagaimana memberikan pengertian tentang Obyek Penilaian Pendidikan dan unsur apa yang terdapat Pengertian Objek PenilaianObjek penilaian evaluasi Yaitu segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu. Biasa disebut juga dengan sasaran Penilaian Pendidikan 1. Aspek Kognitif Misalnya, kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan sebagai taruna Akademi Angkatan Laut tentu harus dibedakan dengan kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan pada sebuah perguruan tinggi agama Aspek Afektif Sikap, pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memencar keluar3. Aspek Psikomotor Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, yang menampakkan bentuknya dari tingkah lakunya. B. Unsur-unsur Objek Penilaian Pendidikan1 InputCalon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. 2 KemampuanUntuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga/sekolah/institusi maka calon siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude KepribadianKepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau pesonality SikapSikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Sikapi merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengukur keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala sikap atau attitude IntelegensiUntuk mengetahui tingkat inteligensi digunakan tes inteligensi di kenal dengan nama tes Binet-Simon. Tes-tes yang lain misalnya SPM, Tintum, dan sebagainya. Dari hasil tes akan diketahui IQ Intelligence Quotient, tingkat intelektual siswa yang Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara laina Kurikulum/materib Metode dan cara penilaianc Sarana pendidikan/mediad Sistem administrasie Guru dan personal lainnyaIV. Jelaskan,Langkah yang harus dilakukan bagi seorang guru dalam proses pengembangan alat evaluasi agar diperoleh instrumen yang valid dan reliable!Langkah yang harus dilakukan bagi seorang guru dalam proses pengembangan alat evaluasi agar diperoleh instrumen yang valid dan reliable yakni a. Tahapan persiapan,Pada tahapan ini bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusun alat evaluasi dihimpun, bahan-bahan tersebut meliputi 1 Tujuan Pengajaran. Yakni bentuk perilaku yang akan dievaluasi. Bila evaluasi dilakukan secara formatif tujuan pengajaran di samping untuk kepentingan evaluasi, juga dalam rangka pengembangan sistem pengajaran system instructional. Bila evaluasi dilakukan sebagai evaluasi sumatif atau untuk kepentingan diagnostik maupun penempatan, maka perumusan tujuan disesuaikan dengan maksud tertentu. Dalam perumusan tujuan perlu diperhatikan aspek yang akan diukur berdasarkan klasifikasi taxonomi Menentukan ruang lingkup dan urutan bahan berpedoman pada kisi-kisi yang dibuat. Dalam hal ini perlu diperhatikan pula penggunaan sumber bahan yang representatif, sehingga dalam mengambil sample bahan yang akan dievaluasikan betul-betul mencerminkan tentang berbagai aspek yang akan diukur. Hal ini terutama sekali berlaku bila bukan evaluasi formatif yang akan Menuliskan butir-butir soal dengan bentuk sebagaimana direncanakan dan dibuat dalam Bila evaluasi dilaksanakan selain untuk kepentingan evaluasi formatif, soal yang dibuat perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum diperbanyak sesuai dengan Tahapan pelaksanaanEvaluasi formatif dilaksanakan setiap kali dilakukan pengajaran terhadap satu unit pelajaran tertentu. Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program, apakah semester atau kelas terakhir Evaluasi Belajar Tahap Akhir termasuk pula evaluasi sumatif. Evaluasi diagnostik dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Jadi, dalam Melaksanakan kegiatan evaluasi harus disesuaikan dengan maksud tertentu. c. Tahap pemeriksaanPenentuan dan pengolahan angka atau skor. Dalam memeriksa pekerjaan hasil evaluasi seharusnya digunakan kunci jawaban, baik untuk evaluasi dengan test essay ataupun t6es obyektif. Hal ini disamping untuk mempermudah pemeriksaan juga untuk menghindari unsur subyektif dalam memberikan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan masih dalam bentuk angka mentah. Agar kita memperoleh angka masak angka terjabar perlu dilakukan pengolahan dengan menggunakan aturan-aturan tertentu. Untuk menghasilkan angka terjabar ini dasar penentuan angka disesuaikan dengan acuan yang digunakan, apakah aduan petokan ataukah acuan Observasi sebagai alat penilain nontes, mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Tulislah selengkapnya dan mengapa demikian ?Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenati berbagai fenomena yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi dan mengukur factor-faktor yang diamati khususnya kecakapan social. Berikut ini beberapa karakteristik dari observasi, yaitu1. Mempunyai tujuan2. Bersifat ilmiah3. Terdapat aspek yang diamati4. PraktisSedangkan secara lebih lanjut, terdapat tiga jenis observasi, yaitu1. Observasi partisipan, dimana pengamat ikut andil dalam kegiatan kelompok yang sedang Observasi sistematik merupakan observasi dengan menggunakan kerangka yang berisi faktor-faktor yang ingin diteliti yang telah dikategorikan terlebih dahulu secara Observasi Eksperimental meupakan observasi dimana pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok yang diamati namun dapat mengendalikanunsur-unsur tertentu sehingga tercipta tujuan yang sesuai dengan tujuan observasi. Observasi jenis ini memungkinkan evaluator untuk mengamati sifat-sifat tertentu dengan langkah-langkah penyusunan pedoman observasi adalah1. Merumuskan tujuan observasi2. Membuat kisi-kisi observasi3. Menyusun pedoman observasi4. Menyusun aspek-aspek yang ingin diobservasi5. Melakukan uji coba pedoman observasi6. Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba7. Melaksanakan observasi8. Mengolah dan menafsirkan hasil observasiSama halnya dengan instrument evaluasi yang lain,obsevasi memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan yaituKelemahanØ Pelaksanaannya sering terganggu keadaan cuaca atau kesan yang kurang baik dari observer maupun Masalah yang sifatnya pribadi sulit Apabila memakan waktu lama, akan menimbulkan Observasi cocok dilakukan untuk berbagai macam Observasi cocok untuk mengamati Banyak aspek yang tidak dapat diukur dengan tes tetapi bisa diukur dengan Pustaka Anas Sudijono. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta Raja Grafindo.
antomnyaterdapat 22 neutron maka nomor massa unsur itu adalah. A. 18 B. 20 C. 28 D. 35 E. 40 3. Unsur X yang terletak pada periode 5 dan golongan V B. Atom unsur X mempunyai jumlah elektron A. 23 B. 39 C. 41 D. 51 E. 73 4. Atom unsur X dengan nomor atom 42 pada tabel periodik terletak pada A. golongan VI B, periode 4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagi sistem. Bab II ini akan mengkaji pengertian pendidikan,unsur-unsur pendidikan, dan sistem pendidikan. Ketika semua unsur pendidikan mengetahui perannya masing- masing, maka ini akan mempermudah dalam menggapai tujuan dari pendidikan tersebut. Namun, sekedar mengetahui bukanlah hal yang dianggap cukup. Kesadaran akan pengaplikasian yang penuh keikhlasan adalah sesuatu yang lebih penting karena dalam mendidik dibutuhkan seorang pendidik yang tangguh dan penuh kesabaran dalam menyalurkan segala ilmu yang ia punya. Semua unsur- unsur dalam pendidikan haruslah saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Ini dikarenakan banyak hal yang dapat mengakibatkan suatu proses pembelajaran. Pada saat ini banyak sekali seorang pendidik yang tidak patuh pada peraturan yang berakibat melemahnya suatu misi untuk mencapai visi secara maksinal. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari pendidikan itu ? 2. Apa sajakah unsur- unsur yang membangun suatu sistem pendidikan ? 3. Apakah tujuan dari pendidikan itu ? 4. Apa yang dimaksud dengan sisitem pendidikaan itu ? C. Tujuan Pembahasan Dengan adanya pembahasan ini, diharapkan kita sebagai mahasiswa dapat memahami dan mengerti berbagai hal yang membangun dan menyusun suatu sistem pendidikan. Dapat menjelaskan unsur- unsur pendidikan. Mengetahui tujuan dari pendidikan itu sendiri sehingga mampu menerapkan dan mengidentifikasikan pada kehidupan di sekelilingnya masing-masing. Setiap mahasiswa kususnya yang bergerak di program akademik pendidikan lebih memahami berbagai kemungkinan dan segala hal yang dapat terjadi sehingga suatu tujuan dasar dari pendidikan dapat dengan mudah di capai. BAB II PENDIDIKAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN A. PENGERTIAN PENDIDIKAN Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Agar Kita Dapat Mengetahui dan Mengerti Pendidikan . Adapun Pengertian Pendidikan Menurut Beberapa Ahli Sebagai Berikut 1. Plato filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M mengatakan bahwa “Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesemurnaan.” 2. Aristoteles filosof terbesar Yunani, guru Iskandar Makedoni, yang dilahirkan pada tahun 384 SM-322 SM mengatakan bahwa “Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk pengajaran”. 3. Ibnu Muqaffa salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah mengatakan bahwa “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.” 4. Rousseau filosof Prancis, 1712-1778 M mengatakan bahwa “Pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa”. 5. James Mill filosof Inggris, 1773-1836 mengatakan bahwa “Pendidikan itu harus menjadikan seseorang cakap, agar dia menjadi orang yang senantiasa berusaha mencapai kebahagiaan untuk dirinya terutama dan untuk orang lain selainnya.” 6. John Dewey filosof Chicago, 1859 M – 1952 M mengatakan bahwa ” Pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui perantaraan karakter dan fitrah, serta dengan mencontoh peninggalan – peninggalan budaya lama masyarakat manusia.” 7. Jean-Jacques Rousseau filosof swiss 1712-1778 menurutnya “Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa.” 8. Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda Ahli ini merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut “Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain” 9. Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 – 1959 merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti karakter, kekuatan bathin, pikiran intellect dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”. 10. Sedangkan Darnelawati 1994 berpendapat bahwa pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang berlangsung secara teratur dan bertingkat mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Tujuan pendidik adalah untuk memperkaya budi pekerti, pengetahuan dan untuk menyiapkan seseorang agar mampu dan trampil dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Dibawah ini di kemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Seperti bayi yang baru lahir sudah berada di dalam suatu lingkungan budaya tertentu. Di dalam lingkungan masyarakat dimana seorang bayi dilahirkan telah terdapat kebiasaan – kebiasaan tertentu, larangan – larangan dan anjuran, dan ajakan tertentu seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Hal – hal tersebut mengenai banyak hal seperti bahasa, cara menerima tamu, makanan, istirahat, bekerja, perkawinan, bercocok tanam, dan seterusnya. Pendidikan sebagai pembentukan Pribadi Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap – tahap berkesinambungan prosedural dan sistemik karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi lingkungan rumah, sekolah dan nasyarakat . Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran, yaitu pembentukan pribadi yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terakhir ini disebut pendidikan diri sendiri zelf vorming . Kedua duanya bersifat alamiah dan menjadi keharusan. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. Warga negara yang baik diartikan selaku pribadi yang tahu hak dan kewajiban sebagai warga negara,hal ini ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja Pendidikan diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja. Definisi Pendidikan menurut GBHN 1988 GBHN 1988 memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa,mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa keoada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat disekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhab pembangunan nasianal dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa B. TUJUAN DAN PROSES PENDIDIKAN Tujuan Pendidikan a. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia ialah manusia Pancasila. b. Tujuan institusianal, yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya. c. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran. d. Tujuan instruksional, yaitu tujuan pokok bahasan dan subpokok bahasan. Tujuan pokok bahasan disebut tujuan instruksional umum dan tujuan subpokok bahasan disebut tujuan instruksi khusus. Proses Pendidikan Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolah. Kedua segi ini saling bergantung satu sama lain. Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro. Tujuan utama pengelolaan tersebut yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman yang optimal. C. UNSUR – UNSUR PENDIDIKAN Peserta Didik Peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena peserta didik adalah subjek arau pribadi yang otonom, yang ingin diakui didik memiliki ciri – ciri yang perlu dipahami pendidik a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas b. Individu yang sedang berkembang c. Individu yang membutuhkan bimbingan individu dan perlakuan manusiawi d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri Pendidik Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik harus memiliki kewibawaan kekuasaan batin mendidik dan menghindari penggunaan kekuasaan lahir kekuasaan yang semata – mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan . Kewibawaan dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa. Yang dimaksud adalah kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal. Kedewasaan rohani tercapai bila individu telah memiliki cita – cita hidup dan pandangan hidup yang tetap. Interaksi Edukatif antara Peserta Didik dengan Pendidik Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Materi / Isi Pendidikan Dalam sistem pendidikan persekolahan,meteri telah diramu dalam kurikulum yang disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinnekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Konteks Yang Mempengaruhi Pendidikan a. Alat dan Metode Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu 1 Yang bersifat Preventif, yaitu mencegah terjadinya hal – hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman. 2 Yang bersifat Kuratif, yaitu memperbaiki, misalnya ajakan, contoh, nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran, penjelasan, bahkan juga hukuman. b. Lingkungan Pendidikan Biasanya disebut dengan tri pusat pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. D. SISTEM – SISTEM PENDIDIKAN Sistem diartikan sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen – komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing – masing, tetapi secara fungsi komponen – komponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan. Proses dan Tujuan Sistem Pendidikan Sistem Pendidikan memproses masukan mentah dengan menggunakan instrumental sehingga menjadi keluaran,yaitu keluaran inilah yang akan menjadi tujuan dari sistem ini memberikan arah pada kegiatan sistem, yang memproses masukan mentah. Keterkaitan antara Pengajaran dan Pendidikan Istilah pengajaran dan pendidikan itu berbeda, tetapi sulit untuk dipisahkan. Berikut adalah perbedaan antara pengajaran dengan pendidikan Pengajaran instruction Lebih menekankan pada penguasaan wawasan dan pengetahuan tentang bidang / program tertentu seperti pertanian, kesenian, dan lain – lain. Memakan waktu relatif pendek Metode lebih bersifat rasional, teknis praktis Pendidikan education lebih menekankan pada pembentukan manusianya penanaman sikap dan nilai – nilai Memakan waktu relatif panjang Metode lebih bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi BAB III KESIMPULAN Pendidikan adalah Suatu Konsep dasar yang bersifat atu bertujuan mengarahkan membimbing dan membina dari suatu hal yang tidak diketahui menjadi suatu hal yang diketahui baik secara umum maupun pribadi. dengan struktur, arahan, sarana dan prasarana yang telah terencana sehingga mendukung proses pendidikan tersebut dan dapat dihasil kan suatu serapan materi yang penting. Biasanya hal ini berkaitan dengan landasan dan ketulusan hati sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami secara terbuka. Jadi Pendidikan itu adalah sesuatu Hal yang dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani. DAFTAR PUSTAKA Tirtarahardja,Umar., Sulo.2010.pengantar Cipta Makalah pengantar pendidikan “pendidikan dan unsur-unsur pendidikan” Disusun oleh KELOMPOK III Nama Atika 2013 122 017 Sari Purwanti 2013 122 018 Ruspitasary 2013 122 019 Renni Yohana 2013 122 020 Puspasari 2013 122 021 Helze Mandora 2013 122 022 Lestia Pranata 2013 122 023 Reni Tania 2013 122 024 Semester 1 A Program studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Dosen Dan Ahmad Lubias, UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG TAHUN AJARAN 2013/2014 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ”PENDIDIKAN DAN UNSUR – UNSURNYA”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa Universitas PGRI Palembang dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Palembang, 3 Oktober 2013 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………. DAFTAR ISI PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PENDIDIKAN Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya Pendidikan sebagai Pembentukan Pribadi Pendidikan sebagai Penyiapan Warga Negara Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja Definisi menurut GBHN B. TUJUAN DAN PROSES PENDIDIKAN Tujuan Pendidikan Proses Pendidikan C. UNSUR – UNSUR PENDIDIKAN Peserta Didik Pendidik Interaksi Edukatif antara Peserta Didik dengan Pendidikan Materi / Isi Pendidikan Konteks yang Mempengaruhi D. SISTEM-SISTEM PENDIDIKAN Proses da Tujuan Sistem Pendidikan Keterkaita antara pengajaran dan pendidikan KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
PengertianProsa. Prosa adalah karangan bebas yang dapat berupa cerita atau kisah berplot hingga ke pembahasan suatu gagasan atau pertanyaan yang berasal dari cerminan kenyataan dan atau dari informasi dan data yang sesungguhnya berdasarkan fakta ilmiah. Dapat dikatakan pula bahwa sederhananya, prosa adalah genre lain dari sastra selain puisi
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan, sertakan apa yang menjadi unsur-unsur pendidikan? Jawab - Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan atau suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan. - Unsur-unsur pendidikan diantaranya a. Peserta didik yaitu subjek atau pribadi yang otonom yang diakui keberadaannya. Ciri khas yang dipahami oleh pendidik diantaranya individu adalah insan yang unik, sedang berkembang, membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, serta memiliki kemampuan mandiri. b. Pendidik, ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Hal yang penting untuk diperhatikan oleh pendidik adalah masalah kewibawaan yaitu suatu pancaran batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk mengakui, menerima dan menuruti dengan penuh pengertian atas kekuasaan tersebut. Kewibawaan tersebut dapat memudar jika tidak dirawat dan dibina oleh karenanya ada 3 tiga sendi kewibawaan yang harus dibina yaitu kepercayaan, kasih sayang dan kemampuan. c. Interksi edukatif antar peserta didik dengan pendidik. Interksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. d. Materi atau isi pendidikan, terdiri materi inti dan materi muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa, sedangkan materi muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan lingkungan. e. Konteks yang mempengaruhi pendidikan diantaranya - Alat dan metode pendidikan yaitu segala sesuatu yang dilakukan atau diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada yang bersifat preventif yaitu bermaksud mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dikehendaki. Serta bersifat kuratif yaitu bermaksud memperbaiki. - Tempat peristiwa berlangsung lingkungan pendidikan, biasa disebut tri pusat pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat. 2. Berdasarkan pada asas-asas pendidikan terdapat belajar sepanjang hayat, bagaimana konsep pendidikan sepanjang hayat tersebut? Jawab Konsep pendidikan sepanjang hayat yaitu - Sepanjang hidupnya manusia memang tidak pernah berada di dalam suatu vakum, mereka dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif dinamis, kreatif dan inovatif terhadap diri dan kemajuan zaman. - Pendidikan sepanjag hayat bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu proses berkesinambungan yang langsung sepanjang hidup. - Pendidikan sepanjang hayat didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan, pengorganisasian dan perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia dari yang paling muda sampai yang paling tua. - Sejauh ini makna pendidikan sepanjang hayat mempunyai makna dalam kerangka ilmiah dan dalam praktek kehidupan keseharian. Namun pendidikan sepanjang hayat ini sebagai konsep yang secara ilmiah mendasari pendidikan yang belum jelas. Sumber
Pertanyaantentang media pembelajaran audio visual. Media audio-visual adalah media yang memiliki unsur suara dan juga unsur gambar. Jadi media audio visual adalah media yang mengandalkan pendengaran dan penglihatan. Pdf Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas Iv Sd Negeri 016
18. Setelah menempelkan chart bertuliskan puisi berjudul Bimbi, karya Titik Puspa, guru menceritakan sedikit bagaimana wajah serupa bimbi, memelas pucat pasi, menanti di jalan sepi, kemudian siswa masing-masing diminta menuliskan kesan tentang puisi tersebut. Bersama siswa guru mencoreti pernyataan yang tidak relevan dengan maksud puisi, lalu dengan melempar beberapa pertanyaan untuk memperkuat pernyataan tersebut penyajian pembelajaran appresiasi sastra model ... .A. SchumanB. MoodyC. GordonD. rangkuman teori SchumanJawabanD. rangkuman teori Schuman19. Diksi, struktur kalimat, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah pertimbangan dalam memilih bahan pembelajaran sastra dari sudut .A. budayaB. pembacaC. keindahanD. bahasaJawabanD. bahasa20. Pemilihan materi pembelajaran sastra untuk pembelajaran bahasa, sangat berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebab .A. dengan sastra pembelajaran menjadi menarikB. sastra yang digunakan dalam pembelajaran bahasa berfungsi sebagai media pembelajaranC. dengan sastra siswa akan terbiasa menggunakan bahasa yang indah seperti sastraD. karya sastra berisi tentang kehidupan yang sarat dengan keindahanJawabanB. sastra yang digunakan dalam pembelajaran bahasa berfungsi sebagai media pembelajaran21. Pemilihan materi pembelajaran sastra harus mempertimbangkan sudut psikologi karena .A. isi sastra berhubungan dengan kejiwaanpsikologi manusiaB. tahapan perkembangan psikologis manusia itu berbeda-bedaC. sastra dibuat oleh manusia yang memungkinkan psikologis pengarung berpengaruhD. sastra berisi konÖik yang terjadi dalam kehidupan manusiaJawabanB. tahapan perkembangan psikologis manusia itu berbeda-beda22. Pada umumnya siswa usia siswa SMP berkisar antara 13, 14, 15 tahun. Untuk kelompok usia tersebut sastra yang sesuai adalah bersifat .A. khayalanB. romantikC. realistikD. generalisasiJawabanB. romantik23. Berikut ini adalah hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan materi pembelajaran sastra berdasarkan latar belakang budaya, kecuali .A. lokasi yang diceritakanB. kepercayaanC. kesenian dan adat istiadatD. mata pencaharianJawabanA. lokasi yang diceritakan24. Pada novel Laskar Pelangi karangan Andrea Herata mengisahkan perjuangan hidup anakanak kuli PN Timah yang dikontradiksikan dengan kemegahan para pejabat. Aspek budaya yang melatar belakanginya adalah .A. kesenianB. kepercayaanC. adat istiadatD. mata pencaharianJawabanD. mata pencaharian25. Pembelajaran sastra menurut Gordon terdiri atas dua langkah dasar yang masing-masingnya terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan yang kedua dari Langkah Dasar pertama adalah .A. masukan informasiB. pengembangan konsepC. pemfokusan kembaliD. analogiJawabanD. analogi26. Anak-anak, hari ini kita akan membahas puisi. Perhatikan puisi di depan, bagaimana awalnya penyair menemukan keyakinannya kepada Tuhan setelah lama menjauh. Pengalamn religi tersebut dituliskan dalam kalimat di pintumu aku mengetuk aku tak bisa berpaling. Pengembaraannya mencari Tuhan dituliskan dalam puisi berjudul Tuhanku. Nah cobalah kalian diskusikan melalui kelompok untuk mendapatkan pemahaman melalui pertanyaan yang ibu berikan berikut ini. Kegiatan guru tersebut menunjukkan penerapan teori Gordon Langkah Dasar 1 tahap ... .A. masukan informasiB. pengembangan konsepC. pemfokusan kembaliD. analogiJawabanA. masukan informasi27. Guru menyajikan puisi berjudul Bimbi Karya lagu Titik mereka menemukan makna hakiki tentang puisi tersebut melalui diskusi guru member pertanyaan, Bagaimana kitab suci kita menyatakan tentang larangan orang seperti Bimbi? Bagaimana juga menurut hadist? Apa peribahasa yang menyatakan tentang akibat hidup yang diperankan Bimbi?.Kegiatan guru tersebut sedang menerapkan .A. masukan informasiB. pengembangan konsepC. pemfokusan kembaliD. analogiJawabanB. pengembangan konsep28. Pada pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi, guru memberikan format penilaian kepada tiap kelompok. Format tersebut dimaksudkan agar tiap kelompok menilai kelompok lain yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya. Menurut teori Gordon kegiatan tersebut merupakan .A. penilaian pembelajaran apresiasi sastra menurut GordonB. kegiatan melatih siswa dalam menilai karya sastraC. upaya guru agar tugasnya menjadi lebih ringanD. bagian dari proses pembelajaran apresiasi sastraJawabanA. penilaian pembelajaran apresiasi sastra menurut Gordon29. Tahapan pembelajaran apresiasi menurut teori Moody adalahA. masukan informasi, analogi, dan pemfokusan kembaliB. pengembangan konsep, analogi teknik kempaan, pertanyaan tugas pelacakan pendahuluan , introduksi, penyajian, diskusi, penentuan sikap praktis, dan pengukuhanD. penyajian masalah , hipotesis dan pengumpulan data, dan pengakhiranJawabanC. pelacakan pendahuluan , introduksi, penyajian, diskusi, penentuan sikap praktis, dan pengukuhan30. Bu Ita akan mengajar puisi kepahlawanan di kelas 8 besok. Malam ini dia menemukan tiga puisi tentang alam karya Ramadhan KH, Apip Mustofa, dan MH Ainun Najib. Bu Ita membandingkan unsur-unsur intrinsik seperti amanat, tema, nada dan perasaan, di samping juga menganalisis metode puisi seperti diksi, majas, pengimajinasian, tipografi dan sebagainya dari ketiga puisi tersebut agar siswa dapat mudah memahami pada saat Bu ita mengajarkan puisi Bu Ita tersebut menerapkan .A. diskusiB. introduksiC. Penentuan sikap praktisD. pelacakan pendahuluanJawabanD. pelacakan pendahuluan31. Setelah puas membandingan beberapa puisi akhirnya Bu Ita memutuskan akan memilih puisi Salju karya Ramadhan KH karena dari sisi pengimajian dan nada lebih baik. Yang dilakukan guru tersebut adalah langkah .A. diskusiB. Penentuan sikap praktisC. introduksiD. pelacakan pendahuluanJawabanB. Penentuan sikap praktis32. Menurut Moody, guru harus melakukan hal-hal berikut pada tahap penyajian yaituA. mencari data tentang bahan puisi yang akan disajikanB. mengumpulkan bahan puisi yang sesuai untuk siswaC. menyimpulkan amanat puisi berdasarkan pernyataan siswaD. guru membaca puisi lalu meminta siswa membacakannya kembaliJawabanD. guru membaca puisi lalu meminta siswa membacakannya kembali33. Pertanyaan berikut tepat dilakukan pada kegiatan pembelajaran apresiasi puisi berdasarkan teori Moody tahap diskusi .A. Apa tema puisi tersebut?B. Apa maksud Chairil Anwar menuliskan Ajal bertahta, sambil berkata, Tunjukkan perahu ke pangkuanku saja!C. Setujukah kamu dengan yang dikatakan Chairil pada puisi tersebut?D. Siapa pencipta puisi Cintaku Jauh Di Pulau?JawabanB. Apa maksud Chairil Anwar menuliskan Ajal bertahta, sambil berkata, Tunjukkan perahu ke pangkuanku saja!34. Berikut ini tahapan pembelajaran apresiasi puisi menurut Teori Schuman kecuali ...A. Identifikasi masalahB. Hipotesis kemungkinan pemecahan masalahC. Penentuan sikap praktisD. Pengumpulan data untuk mengetahui hipotesisJawabanC. Penentuan sikap praktis
Xj0EW.